-21/07/2017-
“Batasan dan Takdir”
Alarm membangunkanku di pagi hari yang berkah ini, hari jumat sering disebut dengan hari yang penuh keberkahan, bahkan dalam padangan islam, hari jumat juga disebut dengan Yaumul Jum’ah atau hari yang paling utama dibanding dengan hari yang lain. Bahkan yaumul akhir atau hari kiamat dalam islam terjadi di hari jumat, namun ntah jumat yang ke-berapa.
Seperti halnya hari kemarin, aku kembali memakai mode sport karena pembiasaan masuk sekolah pada pukul 06.45 bagiku terlalu berat mungkin harus ada masa pembiasaan selama satu bulan. Ketika aku sampai disekolah, tak biasanya semua murid langsung masuk ke kelas, biasanya pada jam pertama selalu diadakan kerohanian gabungan yang berlokasikan dilapang sekolah, mulai dari asmaul husna, membaca surah yasin, sampai mendengarkan tausiyah.
Aku masuk kelas tepat waktu dan Miss B masih belum datang. Beberapa menit kemudian Miss B terlihat berjalan dikoridor gedung A menuju kelas, sontak teman-teman kelasku kaget lalu duduk di bangku masing-masing. Suasana kelas disaat pagi memang sejuk, apalgi letak kelas berada di lantai 2 gedung paling timur sehingga sinar matahari dapat menembus jendela dibarengi dengan hembusan udara pagi yang sejuk.
Literasi selama 30 menit ini diawali dengan melafalkan asmaul husna secara bersama, dilanjut dengan literasi membaca cerpen “Pembawa Mayat”. Ketika aku membaca cerpen tersebut seorang diri yang aku pikirkan adalah aku harus membacanya dengan cepat dari awal sampai akhir lalu membuat impresi terhadap cerpen tersebut. Namun ketika Miss B membacanya, ia juga menjelaskan arti atau makna per paragraf bahkan perkalimat yang sebelumnya aku tidak tahu apa makna yang tersirat dalam satu kalimat di cerpen itu.
Dalam cerpen tersebut dijelaskan bahwa sang suami tidak percaya dengan doa karena itu adalah hal yang gaib, Miss B mulai menjelaskan tentang doa dan kematian. Satu kelas mulai hening, kulihat raut muka teman-temanku yang tampak kebingungan sembari mencerna kalimat yang Miss B katakan, aku pun demikian, menccerna hubungan kata antara doa dan kematian karena tak kunjung menemukan penjelasan tersebut, beliau melanjutkan. Menurutnya doa dan kematian dalam pandangan manusia adalah suatu misteri yang tidak akan tahu kapan kematian terjadi dan kapan doa itu terkabul. Namun tidak bagi-Nya.
Karena ada orang yang berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan namun lama untuk terkabul bahkan ada yang sampai belum terkabul hingga ajal menjemput, oleh karena itu Miss B menjelaskan bahwa manusia membuat suatu ukuran. Dalam pandangan manusia, tiap manusia satu dan yang lainnya tentu berbeda ada perbedaan ras, warna kulit, bahkan hingga skala ketampanan dan kecantikannya. Namun tidak demikian dengan Tuhan, mereka semua sama, mereka semua adalah hamba-Nya atau makhluk ciptaan-Nya, yang membedakannya ialah keimananannya, dari orang satu dan orang lainnya tentu akan berbeda.
Dapat juga dianalogikan seperti kematian, dalam kurun beberapa tahun didalm kubur jasad manusia akan berubah wujud menjadi tulang belulang, semuanya. Mulai dari skala yang paling cantik hingga kurang cantik semuanya akan sama, tulang belulang, bahkan paras cantiknya akan terlihat sama karena sama-sama terbentuk dari tengkorak. Tuhan menciptakan manusia dalam wujud yang berbeda-beda dan tentu bersamaan dengan kekurangan dan kelebihannya, setiap manusia tentu memiliki kekurangan yang patut diterima sebagaimana itu adalah takdir dari Yang Maha Kuasa.
Yang memperihatinkan adalah masih ada sebagian manusia yang sering melakukan aksi diskriminatif terhadap orang-orang yang mempunyai kekurangan, seperti yang sedang viral di sosmed belakangan ini. Aku tidak habis pikir dimanakah hati nurani pelaku yang jelas menuai berbagai kecaman netizen, apakah mungkin ia berpikir bahwa iia adalah orang yang lebih mulia karena lebih sempurna dibanding dengan korban perlakuannya. Bisa saja orang yang mendapatkan perlakuan diskriminatif tersebut lebih mulia dihadapan Tuhan dibanding pelaku yang senang menghardik orang yang memiliki kekurangan.
Manusia membuat batasan terhadap segala hal seperti halnya terhadap sesamanya. Namun Tuhan tidak pernah membuat batasan, yang Ia buat adalah takdir. Takdir yang buruk dapat dimaknai sebagi ujian seberapa taatkah hambanya kepada-Nya, apakah ia masih tegar lalu bersimpuh kepada-Nya lalu memohon petunjuk, atau semakin berleha-leha hingga jauh dari-Nya.
Jam literasi telah usai, jam selanjutnya adalah olahraga begitupun dengan Miss B jam berikutnya adalah jam ia untuk mengajar dikelas lain. Namun sebelum beliau meninggalkan kelas, ia sempat menjelaskan beberapa cara untuk membuat blog serta cara mudah untuk menyimpan hasil karya tulisan setiap orang tidak hilang.